Malam biasa, sama seperti malam lainnya. Berkaca dan berusaha untuk tersenyum.
Walau hatinya selalu teriris begitu melihat senyum ini. Senyum palsu. Senyum yang sudah tidak lagi sama seperti dulu.
Dulu. Kangen berjumpa dengannya. Rindu akan kehadirannya. Tapi itu semua hanya mimpi belaka.
Berharap ketika ia mengistirahatkan tubuh nya, Tuhan akan mempertemukannya dengan Dulu.
Karena perasaan yang teramat rindu ini membunuhnya secara perlahan.
Ingin rasanya menyuarakan suara hatinya, berteriak pada seisi dunia bahwa ia sedang tidak apa-apa.
Tapi kemudian ia tersadar, dirinya hanyalah 'pilihan kedua'.
Bahkan ia tidak punya nama untuk dipanggil.
Mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah dengan segala skenario dunia dan meluncurlah segala curahan hatinya.
Hanya dinding putih disampingnya lah yang menjadi saksi bisu segala keluh kesah, air mata, dan rasa nyeri yang tiada akhirnya itu.
Berharap malam akan membawanya ke tempat yang seharusnya.
Dimana segalanya berwarna putih dan tidak ada yang bersedih.
"You'll make it through the night, just hug your pillow tighter"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar