Senin, 18 Mei 2020

Mitigasi Bencana

A. Pengertian
  1. Mitigasi
  2. Bencana
B. Jenis Mitigasi
C. Jenis Bencana Alam
D. Macam Bencana Alam
  1. Gempa Bumi
  2. Tsunami
  3. Gunung Meletus
  4. Banjir
  5. Angin Topan
  6. Tanah Longsor
E. Manajemen Bencana
  1. PENGERTIAN

 

  1. MITIGASI
    1. Upaya mengurangi/menghapus kerugian dan korban saat bencana alam dgn membuat persiapan sebelumnya.
    2. UU No. 24 Tahun 2007 ttg Penanggulangan Bencana: upaya meminimalisir risiko dan dampak baik dg pembangunan infrastruktur, memberikan kesadaran dan kemampuan menghadapi bencana
  2. BENCANA
    1. Bencana (disaster): peristiwa yg mengganggu kehidupan masyarakat yg disebabkan faktor alam/non alam, manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan, dan kerugian.
    2. Jenis bencana menurut UU. No 24 Tahun 2007:
      1. Bencana alam (natural disaster): peristiwa yg diakibatkan oleh alam.
      2. Bencana non alam: bencana yg diakibatkan perisitiwa non alam: gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit, dll
      3. Bencana sosial: peristiwa yg diakibatkan oleh manusia: konflik antar kelompok, teror, dll.

 

  1. JENIS MITIGASI

 

  1. Menurut Harkunti P. Rahayu, Pakar Mitigasi:
    1. Upaya struktural: usaha pemerintah membangun infrastruktur
    2. Upaya non struktural: pemerintah menerapkan peraturan; himbauan

 

  1. JENIS BENCANA ALAM

 

  1. Geologis: bencana alam yang terjadi di permukaan
    →gempa bumi, tsunami, longsor, gerakan tanah.

  1. Meteorologi/Hidrometeorologi: berhubungan dg iklim.
    →banjir musiman, topan, banjir bandang, kekeringan.
  2. Wabah/epidemi: penyakit menular yg menyebar melalui populasi manusia dlm ruang lingkup besar.
  3. Bencana alam dari ruang angkasa

  1. MACAM

 

  1. GEMPA BUMI
    1. Peristiwa bergetarnya lapisan kulit bumi.
    2. Gejala alami terjadinya gempa bumi:
      • Awan aneh spt batang berdiri lurus ke atas, muncul krn kekuatan elektromagnetik dari dalam perut bumi.
      • Terdapat medan elektromagnetik di sekitar.
      • Perubahan perilaku hewan
    3. Penyebab gempa:
      • Gempa tektonik: pergesaran lempeng.
      • Gempa vulkanik: akifitas gunung berapi.
      • Gempa runtuhan: runtuhan tanah pd lubang/dinding gua di dalam tanah.
    4. Upaya mitigasi sebelum
      • Mengidentifikasi patahan aktif
      • Penyadaran pengetahuan ttg bahaya gempa.
      • Membangun rumah tahan gempa
      • Memiliki kaca jendela yg tdk mudah pecah
      • Mengetahui tempat aman bila terjadi gempa.
      • Tas siaga bila terjadi gempa.
      • Mendidik agar tidak panik.
    5. Upaya mitigasi saat
      • Rumah: selamatkan diri dan keluarga dengan keluar rumah. Perhatikan barang-barang yang mudah roboh, jika tidak sempat keluar, berlindunglah di sudut tembok ruangan yang kuat sehingga dapat terlindungin dari jatuhan benda-benda. Lindungi kepala dengan helm/benda lainnya. Segera ambil tas yang berisi makanan, minuman, dan obat-obatan, Matikan kompor yang menyala. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal saat evakuasi. Segera mengungsi ke tempat yang aman.
      • Sekolah. Lindungi kepala dengan tas/buku. Jika tidak memungkinkan keluar, berlindunglah di sudut ruangan dengan tembok kelas yang kuat. Jika sudah mereda, segera keluar mencari lapangan terbuka jauh dari pohon, gedung, dan tiang.
      • Luar ruangan. Lindungi kepala dari benda-benda berbahaya, seperti kaca dan papan reklame, pohon besar dan hindari jembatan atau jalan layang.
      • Dalam gedung perkantoran atau mall. Jangan menggunakan lift, segera mencari tangga darurat, ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
      • Dalam kendaraan. Jika sedang menyetir, jangan ngerem mendadak, kurangilah kecepatan dan berhenliha di bahu jalan, jangan di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi dan dibawah jalan layang, Jauhi persimpangan, pakirkan mobil di kiri jalan. Segeralah keluar dari kendaraan. Jika di dalam kereta api, berpeganglah dengan erat untuk menghindari jatuh pada saat kereta dihentikan mendadak.
    6. Upaya mitigasi sesudah
      • Periksa luka pada diri sendiritolong org lain.
      • Bersihkan barang2 berbahaya: pecahan kaca.
      • Jauhi kabel listrik dan jauh dari bangunan mudah roboh.
      • Waspada gempa susulan
      • Hub. petugas penangan bencana, kembali ke rumah bila sdh diperbolehkan.
  2. TSUNAMI
    1. Gelombang tinggi/besar yg menghantam daerah pantai dan pesisir.
    2. Upaya mitigasi sebelum:
      • Nenvyat tempat pengungsian.
      • Meningkatkan pemahaman masyarakat (pengertian, penyebab, ciri, dampak, penyelamatan dan evakuasi)
      • Melakukan simulasi
      • Menanam pepohonan bercabang (green belt): cemara laut, bakau, nipah, ketapang.
      • Pembangunan bangunan pelindung tsunami.
      • Memetakan (zonasi) daerah rawan.
    3. Upaya mitigasi saat:
      • Perhatikan tanda akan terjadinya tsunami.
      • Selamatkan dirimu terlebih dadhulu dan bertindaklah selamatkan orang lain jika situasi memungkinkan. Tinggalkan barang-barang yang berat.
      • Perhatikan dan jangan hiraukan tanda bahaya dari petugas/pemerintah.
      • Segera menuju tempat yang lebih tinggi dan tetap di sana. Memanjat pohon yang kuat dan berpegangan pada benda yang dapat terapung, seperti kayu.
      • Jika saat evakuasi membawa mobil dan motor, akan terjadi kemacetan di jalan. Jika ada satu dua yang macet atau kecelakaan karena keributam, seluru evakuasi akan terganggu.
      • Waspadai kemungkinan terjadinya tsunami susulan yang lebih besar.
    4. Upaya mitigasi setelah
      • Penguburan korban.
      • Menangani korban terluka.
      • Waspada penyakit ISPA akibat bau mayat.
      • Membangun fasilitas rusak.
  3. GUNUNG MELETUS
    1. Akibat endapan magma pd perut bumi dan disemburkan gas yg memiliki kekuatan tinggi.
    2. Tanda alami akan terjadi:
      • Suhu sekitar kawah naik.
      • Sumber mata air mengering.
      • Gempa bumi sering terjadi.
      • Binatang mulai turun.
      • Suara gemuruh mulai terdengar.
    3. Status gunung api:
      • Normal. Apabila tidak ada aktivitas yang membahayakan. Selain itu level aktivitas masih dasar dan tidak terdapat aktivitas magma.
      • Waspada. Status waspada ditetapkan jika gunung api mengalami kenaikan aktivitas di atas level normal. Selain itu, terjadi aktivitas seisimik dan kejadian vulkanis lainnya.
      • Siaga. Apablia gunung api sedang mengalami pergerakan menuju arah letusan, maka status siaga diterapkan. Tolak ukur lainnya adalah adanya peningkatan intensif kegiatan seismik. Status siaga diberlakukan jika semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Status awas menandakan bahwa gunung api akan segera atau sedang meletus.
      • Awas. Status awas menandakan bahwa gunung api akan segera atau sedang meletus. Bisa juga saat ada keadaan kritis yang akan menimbulkan bencana. Pada status awas akan ditandai dengan letusan pembukaan dengan abu dan asap. Potensi terjadinya letusan dalam kurun waktu 24 jam.
    4. Upaya mitigasi sebelum:
      • Melakukan pemantauan gunung api yg aktif.
      • Membuat peta zonasi daerah rawan.
      • Membuat jalur evakuasi dan tempat pengungsian.
      • Melakukan simulasi.
      • Mensosialisakn kpd masyarakat.
    5. Upaya mitigasi saat
      • Perhatikan tanda-tanda letusan gunung api.
      • Segera hindari daerah yang rawan bencana letusan gunung api seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai, dan daerah aliran lava.
      • Segera melindungi diri dari abu letusan gunung api seperti menggunakan kacamata, masker, topi, dan pakaian lengan panjang.
      • Segera ikuti instruksi dari pemerintah setempat.
    6. Upaya mitigasi setelah
      • Penanganan korban bencana.
      • Membersihkan abu letusan.
      • Memperbaiki fasilitas.
      • Mendata korban jiwa dan kerugian.
      • Membuat struktur bangunan tahan api dan berat abu.
      • Membuat tempat penampungan yang kuat dan tahan api
      • Mematuhi instruksi pemerintag: tdk membangun rumah di zona rawan.
  4. BANJIR
    1. Daratan tergenang aliran air yg berlebihan.
    2. Jenis:
      • Banjir bandang: air sungai meluap.
      • Banjir lumpur: menyemburnya lumpur panas dari dalam ke permukaan.
      • Banjir missoula: banjir periodik
    3. Upaya mitigasi sebelum
      • Pertemuan u/ membahas.
      • Pemberdayaan masyarakat menghadapi bencana (air bersih, stok makan, beras).
      • Promosi keterlibatan masyarakat dan pertolongan diri sendiri.
      • Memperkenalkan sistem peringatan dini.
      • Mensosialisasikan pengetahuan masyarakat.
      • Menyiapkan tempat pengungsian.
      • Membersikan selokan/got//sungai.
      • Membuat tempat pembuangan sampah yg efektif
      • Memperkokoh bantaran sungai: menanam pohon dan semak.
      • Memindahkan bangunan dari dataran banjir.
      • Tidak membangun di daerah tangakapan hujan: hutan.
      • Membangun tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai.
    4. Upaya mitigasi saat
      • Badan koordinasi yg baik (masyarakat dan pemerintah).
      • Pencarian dan penyelamatan korban.
      • Pendataan makanan darurat, tempat pengungsian, tenaga medis.
      • Melindungi daerah pemukiman dari pencurian.
      • Mengungsi.
    5. Upaya mitigasi setelah
      • Analisis kerusakan dan kebutuhan.
      • Pembangunan gedung dan infrastruktur.
      • Pendekatan lembaga donor/organisasi yg mau membantu.
      • Kajian pasca bencana.
      • Membersihakn dan memperbaiki sarana dan prasarana.
  5. ANGIN TOPAN
    1. Pusaran angin kencang dg kecepatan angin 120 km/jam atau lebih.
    2. Tanda akan terjadi:
      • Terlihat gumpalan awan gelap, besar, dan tinggi.
      • Terlihat petir dan guruh.
      • Terdengar suara gemuruh.
    3. Upaya mitigasi sebelum
      • Mengetahui resiko dan membuat rencana pengungsian.
      • Melakukan latihan dengan melakukan penelusuran jalur evakuasi agar proses evakuasi dapat berjalan lebih cepat jika bencana terjadi.
      • Melakukan penguatan pada atap rumah dengan cara mengikatnya dengan baik.
      • Menyusun rencana berupa tindakan kapan harus bertindak ketika bencana angin topan terjadi.
      • Mempersiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan saat bencana angin topan terjadi.
    4. Upaya mitigasi saat
      • Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman.
      • Menjauhlah dari lokasi terjadinya angin puting beliung.
      • Segera keluar rumah, jika bangunan rumah kurang kokoh.
      • Bila rumah kokoh. Tutup pintu dan jendela rumah. Tinggalah di dalam satu ruangan yang paling aman atau jika memiliki ruang bawah tanah lebih baik.
      • Hindari berteduh di bawah pohon besar, papan reklame, tiang listrik.
      • Jangan terburu-buru keluar jika angin kencang belum benar-benar reda.
    5. Upaya mitigasi setelah
      • Jangan memasuki wilayah yang terkena bencana angin topan sampai dinyatakan telah aman atau siaga 4.
      • Jangan menyalakan aliran listrik sampai dinyatakan aman dari bahaya.  Hindari aliran listrik yang berasal dari kabel listrik di atas tanah.

Jika terlihat ada aliran listrik yang belum mati, segera matikan aliran listrik dari sekring atau tercium bau gas untuk segera memutus aliran gas.

  • Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai bencana angin topan, selalu dengarkan radio yang menggunakan sumber energi batu baterai.
  1. TANAH LONGSOR
    1. Gerakan tanah dan batuan yang terseret ke bawah pd lahan miring scr tiba2 dg volume yg besar dan sekaligus.
    2. Upaya mitigasi sebelum
      • Tdk membangun di daerah rawan.
      • Melakukan penanaman pd daerah miring.
      • Membangun tembok penahan/batu2(bronjong) lereng yg longsor.
      • Penyuluhan.
      • Tdk merusak hutab menembang pohon.
      • Membuat terasering.
      • Waspada gejala terutama musim hujan.
    3. Upaya mitigasi saat
      • Menyelamatkan diri dg keluar rumah.
      • Jika ada suara gemuruh stlh hujan besar sgr menghindar.
    4. Upaya mitigasi setelah
      • Menyelamatkan 1). Korban, 2). Harta benda.
      • Menyiapkan tempat penampungan, dapur umum, air bersih, sarana kesehatan.
      • Mengarahkan tim penyelamat.
      • Menggali itmbunan longsor yg menimbun rumah dan jalan raya.
      • Memperbaiki infrastruktur.
      • Relokasi rumah warga.
      • Mematuhi intrsuksi pemerintah, mendengarkan indo terkini.
      • Perhatikan longsor susulan.
      • Melaporkan kerugian kpd pihak berwenang.
      • Tanami kembali daerah berkas longsor u/ menghindari erosi yg merusak lapisan tanah.

  1. MANAJEMEN BENCANA

 

  1. Upaya pencegahan, mitgasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan bencana yg dilakukan pd sebelum, saat, dan stlh.
  2. Terdiri dari 2 fase:
    1. Sebelum: pencegahan dan kesiapsiagaan.
    2. Setelah: tanggap darurat (bantuan bencana), rehabilitasi, dan rekonstruksi.
  1. Faktor utama bencana menimbulkan banyak korban dan kerugian:
    • Kurang pemahaman karakteristik bahaya (hazzards).
    • Perilaku yg menurunkan kualitas SDA (vulnerability).
    • Kurang informasi/peringaan dini (early warning)ketidaksiapan.
    • Ketidakmampuan mengahadapi ancaman bahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibadat Doa Novena Tiga Kali Salam Maria